Rokok elektrik atau vape kian populer belakangan ini karena muncul stigma di masyarakat bahwa rokok elektrik lebih aman dari rokok. Mereka cenderung menganggap bahwa rokok elektrik lebih aman dari rokok tradisional karena tidak mengandung tembakau di dalamnya. Tapi benarkah demikian? Mari kita kupas tuntas mengenai apa itu vape serta efek samping yang mungkin timbul darinya.
Sekilas Tentang Vape
Rokok elektrik atau vaporizer atau vape adalah sebuah inovasi teknologi yang diciptakan akibat adanya pandangan terhadap bahaya yang timbul dari kebiasaan merokok. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO (World Health Organization) berupaya mengurangi konsumsi tembakau melalui rokok tembakau. Upaya ini adalah dengan mensubstitusi rokok tradisional dengan ENDS (Electronic Nicotine Delivery System). Mereka berharap dengan adanya rokok elektrik dapat menghentikan kebiasaan merokok yang sudah lama mengakar dalam di masyarakat.
Rokok elektrik pertama kali tercipta pada tahun 1963 oleh seseorang yang bernama Helbert A Gilbert. Lalu seseorang yang bernama Hon Lik mematenkannya menjadi rokok elektrik yang kita kenal hingga sekarang. Pada tahun 2006 mulai menyebar ke seluruh belahan dunia.
Di Indonesia sendiri, rokok elektrik pertama kali masuk pada tahun 2010 dan mulai menjadi populer pada tahun 2013. Barang tersebut mulai beredar di pasaran, khususnya di pasaran online pada saat itu. Barang yang tersedia beragam jenis dengan beragam rentang harga, mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
Rokok elektrik pada akhirnya menjadi sebuah perangkat elektrik yang bisa menghantar nikotin tetapi tanpa asam tembakau. Rokok elektrik juga tidak mengandung tar dan karbonmonoksida seperti rokok tradisional pada umumnya sehingga diklaim lebih aman.
Komponen Penyusun Vape
1. Atomizer
Atomiser adalah wadah yang menampung liquid, koil dan kapas. Atomizer sendiri memiliki 3 jenis, yaitu RTA (Rebuildable Tank Atomizer), RDA (Rebuildable Dripping Atomizer) dan RDTA (Rebuildable Dripping Tank Atomizer). Ketiganya memiliki cara kerja yang berbeda walaupun perbedaannya tidak terlampau jauh.
2. Mod
Mod adalah mesin utama pada vape yang berisi rangkaian listrik dan baterai. Komponen ini yang akan memberikan aliran energi ke Atomiser untuk memanaskan koil dan mengubah liquid menjadi uap yang lalu ditarik.
Kandungan pada Liquid
Liquid vape pada umumnya mengandung 4 zat ini, yakni:
1. Vegetable Glycerine
Glycerine adalah alkohol gula berbentuk cairan bening yang berasal dari tumbuhan, hewan maupun minyak bumi. Jadi, Vegetable Glycerine adalah yang berasal dari tumbuhan seperti minyak kelapa sawit, kelapa maupun kedelai. Pada umumnya, cairan ini kental, tidak berbau dan agak manis. Larutan ini bisa terbilang aman untuk dikonsumsi oleh sebagian besar orang karena tidak mengandung zat zat berbahaya di dalamnya.
2. Propylene Glycol
Propylene Glycol adalah larutan buatan yang berfungsi untuk menyerap, melarutkan, serta menjaga kelembaban dari objek yang mengandungnya. Larutan ini umumnya tidak berwarna, tidak berbau dan kental. Dalam liquid rokok elektrik, larutan ini berfungsi khusus untuk melarutkan kandungan larutan Vegetable Glycerine yang bersifat lebih padat, juga zat perasa dan nikotin. Zat ini juga termasuk aman dikonsumsi oleh sebagian besar orang, tetapi dalam beberapa kasus bisa menimbulkan reaksi alergi.
3. Perasa
Peneliti menemukan bahwa 90% perasa pada liquid vape mengandung zat yang bernama Diacetyl. Zat ini yang bisa membahayakan bagi pengguna rokok elektrik karena dapat menyebabkan popcorn lung. Popcorn lung adalah keadaan di mana paru paru diselimuti oleh lapisan zat Diacetyl. Hal ini dapat mempengaruhi sel bernama epitel pada paru paru dan juga merusak garis pertahanan utama pada paru paru bernama silia.
4. Nikotin
Tidak terpungkiri bahwa liquid pada vape juga mengandung nikotin yang umumnya adalah alasan utama pengguna rokok elektrik menggunakannya sebagai alternatif rokok. Kadar Nikotin yang terkandung pada liquid juga beragam ragam, sesuai dengan selera dari konsumen. Umumnya, kadar Nikotin terletak pada angka 3 ml – 18 ml nikotin per ml liquid.
Efek Nikotin adalah membuat si pengguna merasa lebih relaks, yang lama kelamaan akan menyebabkan candu pada si pengguna. Zat ini juga akan melepaskan hormon adrenalin dan memblokir hormon insulin pada tubuh kita. Hal ini akan menyebabkan naiknya kadar gula darah dan kolesterol pada tubuh kita sehingga beresiko menyebabkan serangan jantung hingga stroke.
Ada juga kandungan dalam vape yang berbahaya seperti zat Acrolein, yang bisa membunuh Gulma. Hal ini dapat menyebabkan berbagai macam penyakit berbahaya seperti asma, PPOK (penyakit paru obstruktif kronis) sampai dengan kanker paru paru.
Maka dari itu, vape sebenarnya tidak lebih aman daripada rokok tradisional. Mungkin vape tidak mengandung bahan yang sama seperti pada rokok. Tetapi zat zat yang terkandung dalam vape juga sama berbahayanya dengan zat zat yang terkandung dalam rokok. Jadi, lebih baik untuk tidak menggunakan keduanya karena sama sama berbahaya.